Bismillah. . .
Welcome to my blog site, ,
enjoy reading, share your inspiration here. . ^^

regards,
Widya Kartika

Wednesday, February 20, 2013

Widya Kartika #1


Bismillah..

Salam cinta dari bumi parahyangan.. aku Widya Kartika. Bisa panggil apapun,, orang-orang yang sangat dekat, cukup dekat, tidak dekat..yang biasa aku temui di kampus atau teman-teman mahasiswa dari kampus lain, biasa memanggilku ‘idy’ .. Kamu boleh memanggilku ‘idy’,, nick name tersebut aku dapat dari teman SMP ku,, namanya Indri,, waktu itu kami kenal sejak kelas 7 karena sama-sama ikut ekskul Paskibra. Dia cerita,, nama kakak perempuannya Widyawati,, mirip namaku kan? Nama panggilannya untuk kakaknya tersebut adalah’mbak idy’.. alhasil sejak itu dia selalu memanggilku ‘mbak idy’,, temen se-Paskib pada ngikut tentunya,,, ada yang pake ‘mbak’,, ada juga yang cukup ‘idy’ aja… Karena beberapa anggota paskib ada yang temen sekelas juga,, panggilan ‘idy’ nyebar sentaro kelas..hho…akhirnya banyak teman seangkatan yang memanggilku begitu. Waktu masuk SMA,, sebagian besar siswa seangkatan (hampir setengahnya) adalah temen-temenku se SMP juga… ckckc… dulu ada rumor kalau anak Nesatta Cuma pindah bangunan sekolah dan kelas aja ke Satas.. :D dampaknya adalah.. temen-temen baru di SMA, temen seorganisasi,, temen sekelas,, semua-muanya memanggilku ‘idy’.. Aku sendiri agak canggung ketika ada yang memanggilku ‘Widya’,, entah kenapa rasanya gak enak didengar,,hhe,,,rasanya kepanjangan gimana gitu ya,,aku juga gak ngerti, hmm.  Dan si ‘idy’ tetap bertahan hingga aku masuk jenjang universitas,, sampai detik ini. Itulah sejarah singkat nama panggilanku..hehe *penting gak sih? :p

Beda halnya dengan orang rumah,,, dan keluarga besarku… dari kecil sampai sekarang, orang tua, adik-adik, sepupu, saudara.. semua memanggilku ‘iya’.. Gara-gara ortu memanggilku begitu,,, adik-adikku sampai sekarang belum pernah memanggilju ‘teteh’.. -___- hmm,, gak masalah sih.. makanya aku senang luar biasa waktu naik kelas 8 adik-adik kelas memanggilku ‘teteh’.. hehe… sampai sekarang selalu senang ketika adik-adik tingkat tersayang memanggilku ‘teh idy’. :D

Tapi waktu SMA,, teman sebangkuku selama 2 tahun bahkan tak memanggilku ‘idy’ maupun ‘iya’.. dia punya nama favoritnya sendiri untukku… dia memanggilku ‘iwit’.. haha agak aneh juga sih,, tapi aku sudah terbiasa.. bahkan sampai sekarang karena kita masih satu kampus meski beda jurusan,, panggilannya tak berubah. :D Lucu banged deh sobat yang satu ini,, kemana-mana, dimana-mana kadang terngiang dalam ingatan ketika dia berteriak memanggil “iwitkuuu..mau ke mana?” hahaa

Yak..dari semua nama panggilan yang orang-orang beri untukku,, aku paling suka dipanggil ‘idy’. J so just call me idy, my fellas..  ;)

Setelah aku selidiki,, namaku itu berasal dari bahasa Sansekerta lho,, setelah bertanya ke ortu,, katanya dulu sempat terjadi ‘perhelatan’ dalam memutuskan namaku.. akhirnya ada sepupu yang menyumbangkan nama… jadi secara bahasa,, Widya itu artinya Ilmu.. dan Kartika artinya Bintang (kalau tidak percaya bisa di cek di KBBI,, hhe) . Kalau digabung jadi ‘ilmu bintang’ dong?

Hmm… nama yang cukup aneh ya. Suatu hari nanti,, aku akan menamai anak-anakku dari bahasa Arab,, dan nama mereka mengandung penuh doa dan harapan . Semoga Alloh masih berkenan dan menghendaki ku kelak.. Aamiin.. :)

Rasanya mengenalkan seorang Widya di sini takkan cukup, fellas.. hampir 22 tahun aku hidup di dunia… Begitu banyak hal luar biasa yang ku alami..

Mungkin dulu,,beberapa tahun lalu,,aku sendiri tak begitu mengenal diriku sendiri. Namun kini,, sudah sebesar ini,, setidaknya aku sudah mampu mendeskripsikan siapa dan seperti apa Widya Kartika. Meski pasti banyak sisi subjektifitas yang kuungkapkan..

Sejak kecil,, orang tuaku,,khususnya Mamah yang sangat hafal tumbuh kembangku,,, ‘membentukku’ menjadi seorang anak peremuan tulen.. haha.. maksudnya,,, sejak TK semua pakaianku feminiiiinn sekali,,, hampir semua adalah rok (lengkap dengan koleksi jepit rambut dan bando),, kecuali pakaian tidur dan olahraga sekolah. Aku sering dimarahi ketika kedapatan sedang bermain dengan teman laki-laki sebayaku. Aku tak pernah diizinkan keluar rumah (meski ke warung) selepas maghrib kecuali untuk pergi mengaji ke rumah guru ngaji atau mesjid.

Yah,, aku dibesarkan dengan sangat protektif oleh orang tuaku. Ke mana-mana harus ditemani, ada yang
mengawasi..

Namun,, setelah mengenal sekolah,, khsusunya SMP,, (sampai SD masih antar jemput oleh becak langganan)  aku menjadi sosok yang selalu ingin bebas melakukan apapun, pergi ke mana pun, bersama teman-temanku… pulang sore,, setiap hari Minggu seharian berada di luar rumah,,, aku menjadi anak yang tak betah tinggal di rumah sendiri saat itu. Karena sekolah begitu menyenangkan… dan ‘dunia lain’ di luar rumah adalah penuh kejutan dan lebih menantang.. Hingga SMA,, semuanya berjalan seperti itu. Aku juga menjadi tak terlalu dekat dengan kedua orangtuaku. Agak sedikit aneh memang,, mereka sangat protektif namun banyak hal yang juga tak terlalu mereka perhatikan tentangku saat itu. Seperti prestasiku di sekolah,,, selalu aku yang melaporkan hasil belajarku, kegiatan-kegiatan di sekolah, tugas-tugas dari guru…tak pernah mereka yang bertanya duluan… dan itu masih berlangsung hingga kini,,, aneh bukan? Hehe.. but,, I do love them,, of course. :)

Intinya adalah,, 70% Widya Kartika yang bisa kamu kenal saat ini adalah hasil dari pembentukkan yang aku dapatkan dan alami di luar rumahku sendiri.. Aku menemukan jati diriku yang sesungguhnya ketika SMA.. Orang-orang yang kutemui di sekolah dan seluruh kejadian yang menimpaku di sekolah adalah awal di mana aku merasa terlahir kembali. Sungguh aku merasa,, masa-masa sebelum SMA ku adalah aku tak mengenal siapa diriku,, hidupku,, apa yang menjadi tujuanku hidup. Aku rasa hampir semua orang mengalami hal yang sama.

Karena ketika SMA lah kita mulai bisa mengenal yang baik dan buruk.. kalau Salim A.Fillah menyebut remaja itu sebagai usia yang lembab,, antara basah dan kering.. hehe.. Atau aku menyebutnya sebagai usia abu,, tidak hitam dan juga tidak putih.

Lalu seperti apakah aku ini?

Menurut hasil personality test karakterku adalah perpaduan antara Melankolis-Phelgmatis.. Hasil test tersebut juga tidak salah. Buktinya adalah,, aku hobby menangis,, haha… dari pengakuan beberapa orang tentangku,, mereka kebanyakan mengira aku sosok yang ‘kuat’, ‘tegar’,, tidak cengeng dan sebagainya,, namun mereka tak sepenuhnya benar,, aku senang menangis,, kenapa aku bilang hobby? Karena jujur,, hampir setiap malam,,sebelum tertidur,, dalam diam dan gelap aku selalu menangis. Setiap harinya selalu saja ada hal yang berhasil membuatku menangis. Banyak. :)

Dan kebiasaanku adalah menangis sambil bercermin,, hehe.. ya begitulah,, aku akui aku sangat cengeng dan sering mendramatisir permasalahan yang ujung-ujungnya berurai air mata.. mungkin itu sisi negative dari seorang melankolis. Tapi ada juga yang menyebutkan bahwa sering menangis itu sehat. Lagipula,, Alloh menciptakan air mata untuk kita menangis, bukan? *ngeles*

Namun yang lebih penting adalah,, Rasul saw kita tercinta pun kesehariannya selalu dihiasi dengan tangisan.

Beliau menangis ketika sedang mendidirka shalat, membaca ayat-ayat Alloh, bahkan di akhr hayatnya beliau menangisi kita ..ummat yang teramat dicintainya.. aamiin.

Jadi tak ada salahnya menjadi pribadi yang ‘cengeng’ bukan? Asal alasan kita menangis itu bukan hal yang gaje dan tidak penting.. ;)

Dan bukti lainnya adalah,, dari beberapa artikel yang aku baca,, orang melankolis itu menyukai hal-hal berbau sastra yang sering diidentikan dengan ‘kelebayan’.. --__--

Ya..sejak dahulu kala aku selalu menyukai sastra,,menikmati berbagai karya sastra,, puisi, cerpen, novel. Sejak
SMP aku langganan tabloid per pekan,, dan kadang beli majalah juga kalau dompet mendukung hehe,, hanya untuk membaca cerpen-cerpen dalam tabloid dan majalah tersebut. Tak peduli covernya foto artis secantik dan seterkenal apapun,, rubrik yang paliiing pertama aku baca adalah cerpen dan puisi. :D

Dan efeknya sampai sekarang,, penelitian skripsiku adalah tentang sastra,,khususnya puisi. Hmmm,,ckck, , tak pernah terencana sebelumnya akan begitu mencintai sasra khususnya puisi.

Aku juga suka film-film yang dialognya puitis,,dan lagu-lagu yang liriknya puitis. :*

Namum sedikit agak sedih ketika sebuah kosakata berbunyi ‘galau’ menjadi membumi di masyarakat saat ini.
Puisi jadi seriing dikatakan galau.. --__-- mungkin ada benarnya tapi tidak semua kok. Karena karakter puisi yang harus padat makna yang menyebabkan puisi menjadi pelariannya para galauers.

Dan karakater satunya lagi,, phlegmatis.. ini lebih banyak aku ‘amalkan’ ketika berhubungan dengan orang lain..teman, sahabat, keluarga. Aku tak terlalu senang perdebatan,, aku lebih senang menjadi penonton, pengamat dan pendengar yang khidmat dalam beberapa kondisi tertentu. . Dan hal yang paling sulit aku hilangkan dari sisi karakter yang satu ini,, aku sulit menolak.Dengan kata lain,, aku selalu mudah memenuhi permintaan orang lain.  Senangnya mengalah tapi dengan penuh keras kepala. *haha bingung memberi contoh*.

Tapi percayalah,,aku orangnya ‘keukeuh’ dan keras kepala.

Ok,, cukup sampai di sini, my fellas perkenalannya.. kita lanjut di lain waktu..

Besar harapan,,, pembaca yang mengenalku memberi sedikit komen dan pendapat…seperti apakah aku ini? Agar aku lebih mengenal diriku sendiri.. agar aku juga lebih mengenal Rabbku,, dalam rangka terus memperbaiki diri..

Thanks ;)  :*

No comments: