Bismillah. . .
Welcome to my blog site, ,
enjoy reading, share your inspiration here. . ^^

regards,
Widya Kartika

Monday, December 24, 2012

Engkau yang Kurindu..

Engkau yang tak lagi menjamah mimpiku
Aku mengkhawatirkanmu
Siapa yang temanimu lewati malam-malam sendu?

Ah,, aku memang bodoh
Engkau bahkan tak kehilangan apapun
Ada dia, dia, mereka yang ada untukmu

Engkau yang pernah menyentuhku
Aku ingat malam saat kita berdampingan
Kuperhatikan matamu terpejam di sampingku

Engkau tak tidur semalam suntuk
Hanya untuk mendekat memelukku
Aku tersengat kejutan-kejutan manismu

Rinduku ini akan bertepi
Sekitar 400 hari lagi
Saat itu rasaku akan pudar untukmu

Selama itu, aku meratap dengan do'a
Untukmu,, kebahagiaanmu
Meski kita harus saling melupakan

"Aku mencintaimu..
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendo'akan keselamatanmu.."
-Sapardi Djoko Damono

Hujan dan Teduh 2


Bismillah..

Ini masih mengenai kisah rumit yang dijalani Teduh,, Begitu sering Hujan menyapanya, di kala fajar baru saja terbangun dari lelapnya, di saat matahari menampakkan sinarnya yang tajam menyongsong bumi, di saat senja menenggelamkannya di ufuk barat, atau malam-malam sunyi menjelang mereka pergi ke dunia baru bernama mimpi..

Tahukah, mimpi-mimpi Teduh dalam tidurnya selalu dipenuhi dengan Hujan,,selalu Hujan.. selalu nampak nyata dia rasa, bahkan selalu terbangun dengan air mata meleleh di pipinya.. mengapa mimpi-mimpinya itu selalu menyedihkan dan menyesakkan?

“Didoakan semoga kenyataannya tidak sedih,” suatu hari Hujan berkata.

Semoga..

Sejujurnya, Teduh sangat bahagia,, tahukan engkau, Hujan.. ini adalah kali pertama dalam hidupnya. Bahagia yang tak pernah mampu ia ungkapkan pada siapa pun, begitupun padamu.

Ini kali pertama dalam hidupnya, ia memiliki rasa sekeras itu pada satu sosok ciptaanNya selain dirinya.. dan itu adalah engkau..

Namun ternyata, semakin menyadari akan rasa yang tumbuh dalam hatinya, itu membuat dia sedih..

Rasa bahagianya mungkin sama besarnya dengan kesedihan yang selama ini ia bendung,,

Namun, kesedihannya itu menjadi tak penting,,ia hanya ingin Hujan juga merasakan kebahagiaan yang sama,,ia hanya ingin mereka berdua bisa tertawa bersama,

Pernah suatu kali Teduh begitu lelah menyadari bahwa ia hanya ditakdirkan bertemu saja dengan Hujan, begitu sedih karena Hujan telah lama tak sendiri, begitu lelah karena merasa sangat dipermainkan.. namun, ia juga terlalu takut untuk kehilangan sejuknya gerimis ketika Hujan mendekat, atau gemuruh suara yang selalu ia sukai sampai kapanpun..

Akhirnya ia lagi-lagi harus bertahan,, entah sampai kapan..

Teduh sangat menyayangi Hujan, ia hanya tak mampu ungkapkan itu secara langsung dihadapmu karena, satu kali lagi kukatakan, belum pernah ia miliki rasa sekeras ini.. belum pernah sebelumnya..

Hujan dan Teduh 1


Bismillah..

Pagi itu,, hari Jumat tanggal 28 September 2012, entah apa yang membawanya ke tempat itu. Salah satu gedung yang paling diminati oleh hampir seluruh warga kota, anak kecil, remaja, dewasa, bahkan tua..semua senang berkunjung, melakukan berbagai aktivitas yang difasilitasi oleh tempat tersebut. Mulai dari hiburan, edukasi, kebutuhan hidup sehari-hari, dan masih banyak lagi, semua ada.

Ya,,pusat perbelanjaan yang biasa dikenal dengan istilah mall.

Tak ada alasan khusus mengapa ia bisa membawa dirinya sendiri ke sana, tempat  yang bahkan jarang ia kunjungi, kalau bukan karena kebutuhan mendesak ia takkan pernah mau dan betah  berlama-lama di keramaian seperti mall. Namun tidak pagi itu,,selepas berkunjung sesaat ke kampusnya , ia memutuskan untuk mencari sedikit penghiburan sembari mengisi waktu luangnya, tak ada agenda apapun selama 2 jam ke depan..maka entahlah,, kini ia sudah berdiri di atas escalator gedung menuju lantai dua..

Satu-satunya tempat yang palingg menghibur dirinya adalah… toko buku ^^

Berada di antara ratusan cetak buku selalu memancarkan semangat tersendiri..  ia sempat berkhayal seandainya semua buku yang ada di sana adalah miliknya,, maka ia kaan menjadi orang paling bahagia di dunia ini..

Ya,,,ia memang bermimpi untuk memiliki perpustakaan pribadi sebesar toko buku tersebut,,dan mengoleksi buku-buku sebanyak buku yang ada di sana.. haha,, yang hobi membaca pasti memiliki mimpi yang sama dengannya.

Dan anehnya, setiap ia berkunjung ke toko buku,,meski tak pernah meniatkan membeli satu buku pun, selalu saja ia pulang membawa sekantong ‘sesuatu’ haha..maksudnya,, sudah dipastikan goadaan terbesar  iseng main ke toko buku adalah membeli buku…ckckc..ya sudahlah,, ia sendiri tak pernah menyesali uang jajannya selama seminggu raib seketika setiap ia berkunjung ke toko buku :D

Baiklah.. ada satu hal menarik yang gadis ini ceritakan padaku.. saat itu ia sedang berjalan melewati rak-rak buku yang ada di sana.. membaca synopsis buku yang judulnya menarik baginya..dan tanpa sadar ia mencari judul yang belum pernah ia temukan.. akhirnya, ketika sampai di deretan buku terlaris, ia menemukan sebuah novel yang judulnya sangat membuat ia tertarik.. “Hujan dan Teduh”. Novel tersebut termasuk kategori teenlit,,novel percintaan remaja… haha.. ingatannya langsung melayang ke masa lalunya,, masa-masa indah zaman SMP,, setiap hari ia melahap novel-no vel sejenis itu,, ckckc

Tentu saja, di usianya kini,, ia tak mungkin lagi membaca dan membeli novel tersebut..

Hanya saja, ia sangat menyukai kalimat-kalimat penulis yang tercetak di cover belakang novel tersebut..

“Aku dan kau.. seperti hujan dan teduh..
Pernahkah kau mendengar kisah mereka?
Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu…tetapi tidak bersama dalam perjalanan..”

DEG,, entah mengapa kalimat-kalimat tersebut terus melekat di hatinya..selain karena ia sangat menyukai hujan,, nampaknya ada alasan lain.

Ia bahkan sama sekali tak tertarik dengan isi cerita novel tersebut,,, ia hanya menyukai analogi hujan dan teduh yang menjadi ide dari novel tersebut.

Ah, aku tahu,,, rupanya,,analogi tersebut merepresentasikan perasaannya selama ini,, hmm atau mungkin dengan apa yang tengah terjadi dalam hidupnya?

Hahaha *lebay

Ups,,ia menatapku tajam,,ia serius.

Benar,,akhirnya ia menemukan definisi dan deskripsi yang tepat mengenai hidupnya kini dengan seseorang. 

Benar sekali,, selama ini ia kesulitan menamai masalah yang tengah ia alami beberapa bulan kebelakang,,,namun akhirnya ia menemukan jawabannya…di toko buku ! :D

Mereka ditakdirkan bertemu..namun tidak ditakdirkan bersama dalam perjalanan..
Seperti hujan…sesaat sebelum turunya hujan…langit akan sangat teduh,,,mungkin karena awan-awan mendung yang menggantung di langit… namun selama hujan turun..langit basah,,awan-awan mendung menjatuhkan diri mereka ke bumi,,dan bukan lagi menyebabkan teduh,,namun hujanlah yang terjadi.

Mereka bertemu,, namun tak pernah bersama dalam perjalanan.. mungkin mereka sempat saling menyapa ketika bertemu,,namun sampai kapanpun nampaknya tak akan pernah berjalan bersama..

Ah,,jika sudah bicara takdir..tak ada yang mampu menyangkal apapun.. semua sudah ada yang mengatur,,

Dear you, aku bersyukur meski kita hanya ditakdirkan untuk bertemu..karena ada sejuta kenangan tak tergantikan saat hujan bertemu teduh..aku akan selalu menyukaimu, hujan…sampai kapanpun..meskipun kita tak ditakdirkan bersama dalam perjalanan..aku yakin perjalananmu akan baik-baik saja..begitupun dengan perjalananku,,aku yakin kau akan selalu mampu melakukan hal yang selama ini selalu ingin dan terus kau lakukan,,,bermanfaat bagi banyak orang,,,itulah dirimu,hujan…menyejukkan,,mempertahankan kehidupan di bumi dan seluruh penghuninya..
Teduh,,akan selalu bahagia ketika bertemu hujan.. teduh selalu bahagia meski hanya bertemu sebentar saja dengan hujan,,,,dan teduh sangat menyukai suara hujan,,sampai kapanpun..

Mon, October 1st 2012

Selamat Tinggal, Hujan..


Aku tak mengharapkanmu selalu ada,, untuk apa jika hadirmu hanya membuatku terus menerus menangis,, aku sudah kelelahan selama satu tahun ini menangis karenamu.

Cukup akhir tahun 2011 dan selama 2012 saja aku merasakan sedih ini,, perasaan teerrsedih yang pernah ada selama 21 tahun aku menetap di bumi ini,, bahkan engkau nampak tak peduli dengan kesedihanku,,meski dalam hatimu aku yakin ada sedikit kepedulian itu,, namun engkau terlalu gengsi untuk mengekspresikannya untukku..

Aku memang sempat berjanji konyol denganmu,, namun setelah dipikir panjang,, siapa yang mau terus menerus merasa sakit hanya untuk memberikan kesempatan pada seseorang yang jelas tak berkesempatan untuk itu?

Akan kukembalikan kesetiaanku untuk sang kekasih hati yang telah Ia siapkan untukku,,

Aku tak paham mengapa perasaanku sedalam ini untukmu,,hingga sulit kulihat lagi karena kedalamannya…

Aku akan selalu berprasangka baik,, bahwa engkau tak menjadikanku tempat persinggahan saat kau tak lagi merasa nyaman dengan mereka yang juga menyayangimu,, bahwa engkau tak memanfaatkanku untuk kepentinganmu,, meski engkau pernah berkata semua yang kau lakukan,,dalam urusan perasaan sekalipun,adalah politik,,, haha! Dasar!

Aku akan mulai berhenti memikirkanmu,, berhenti menangis karenamu,, aku berdoa dari sini engkau bahagia dengan para ‘fansmu’ itu,,haha

Aku akan mulai jera,, ini hari ke-3 kita mulai tak saling ‘mengenal’,, kau tahu sesungguhnya aku lebih memilih ditinggalkan seperti bulan lalu,, namun kali ini aku bahkan membuat kesepakatan denganmu,,tak lantas meninggalkanmu begitu saja,, kalau tidak dengan cara ini kau takkan jera menderaku sesukamu,,

Aku tahu saat kita menjauhi sesuatu,,itu sama artinya kita mendekati sesuatu yang lain,,,

Aku tahu,,saat kau mulai menjauh dariku,,itu pun berarti kau telah semakin dekat dengan yang lain,,, kau selelu marah ketika aku yang melakukannya,, ,lihatlah,,bahkan aku tak pernah complain dan selalu berpura-pura aku baik-baik saja karena itu,,, meski kau tahu aku hanya berpura-pura,, kau meneruskan sikapmu..

Aah,,,cukup,,semua terlalu menyakitkan,,, semua tentangmu adalah perasaan terbaik dan terburukku..

Aku harus benar-benar ucapkan Selamat Tinggal untukmu, Hujan…

Seperti rintik mu di setiap sore hari yang menghapus jejak-jejak kaki,,, aku harus menghapusmu,, sebagaimana engkau menghapusku dengan mudahnya…

Aku akan mendekati hal-hal lain yang menambah kapasitas diriku,,,menambah imanku,,, skripsi,, membaca,,, menulis,,, berdiskusi,,, berkarya,,, bermanfaat untuk banyak orang..

37 hari yang akan datang? Aku tak menantinya…aku takkan menghitungnya,,, aku takkan memulai apapun kelak…

Selamat tinggal. Hujan… :”)

Sunday, December 23, 2012

Hari Minggu


Bismillah..

Tak ada satu hari Minggu pun yang kulewatkan di rumah saja setiap minggunya,, seerti biasa ,,agenda penting bertabrakan pada hari Minggu.. seperti minggu ini.

Pagi-pagi sekali sudah sibuk di rumah menyiapkan bekal makanan yang tadinya mau aku siapkan untuk pergi rihlah bersama kelompok pengajiannku,, tapi karena ada 'sesuatu' agenda dicancel dan diganti dengan agenda lain,,namun tetap bersama sahabat-sahabatku.

Akhir-akhir ini senang membuat makanan ringan yang berbahan lumpia dan buah-buahan,, tahu lumpia kan? haha,, itu lhoo adonan tepung dikeringkan yang biasa digunakan sebagai  kulit makanan sejenis risol, martabak, dll,,, 

Seminggu lalu aku isi lumpia dengan kelapa parut manis ditambah buah nangka kemudian digoreng,,, humm yummy :9 ,,, dan kemarin aku isi dengan buah pisang dan ditambah gula,, di kotaku makanan ini sering disebut Pisang Aroma atau Pisang Karamel,,, dan alhamdulillah mereka ludes dilahap olehku dan sahabat-sahabatku ketika kami kajian Madrasah KAMMI 2 di Sekretariat KAMMDA,, :D

Siang itu setelah memenuhi agenda dari pagi,, sekitar dzuhur kami bergegas ke kampus,, aku sempatkan menengok adik-adik HIMATUNNISA (departemen Kemuslimahan di LDK kampusku) yang baru saja mengadakan acara special Hari Ibu "Dauroh Pra-Nikah",, teringat tahun-tahun sebelumnya setiap momen Hari Ibu aku dan sahabat-sahabat seperjuangan di LDK mengadakan berbagai event,, sekarang biarkan mereka adik-adikku sholehah yang meruskan estafeta perjuangan menyiarkan Dien ini di kampus tercinta,, 

Awan mulai memberi sinyal-sinyal akan datangnya hujan dari atas sana,, aku bergegas dan mempercepat langkahku mengitari jalanan di kampus menuju sekretariat KAMMDA yang tak jauh jaraknya,, hanya beberapa ratus meter saja..memasuki gang dan seorang kakak sudah menanti di sana..

Kami mulai berbincang,, meski baru ada kami berdua saja,, sahabatku yang lain segera menyusul kemudian. Benarlah,, hujan turun cukup deras dan menemani diskusi kami, , diskusi ringan namun berhasil mengundang kembali kehadiran spiritku yang sempat kabur entah ke mana beberapa hari ke belakang.

Tentang sebuah komitmen perjuangan. Perjuangan di jalan ini, dan ini merupakan jalan keseriusan,,, bukan jalan main-main atau  sekedar ikut-ikutan.
Seperti saat Rasul saw dan sahabat terbaikknya Abu Bakar yang bersembunyi di dalam Gua Tsur yang 'tak layak huni' itu,, berhimpitan,, dipenuhi binatang melata,, Abu Bakar harus terluka karena melindungi sang terkasih Muhammad,, saking SERIUSNYA apa yang tengah mereka perjuangkan,, Rasul dan Abu Bakar begitu berhati-hati untuk tak meninggalkan jejak kaki  dengan berjalan menggunakan jari kaki saja,,, subhanalloh,, pernahkan kita memvisualisasikan moment penuh hikmah tersebut dalam benak kita?
Mampukah kita melewati hal semacam itu saat ini?

hatiku terenyuh,, betapa tak ada apa-apanya semua yang telah kuperbuat untuk agamaNya,, untukNya..

Selepas kumandang adzan Ashar kami tutup kajian dengan beberapa untai do'a..

Bersama dua sahabat kembarku,,kami bergegas pergi ke tempat banyak orang berkerumun mencari kesenangan..kami sudah membeli tiket nonton Habibie&Ainun tadi siang,,, saat mulai memasuki teater, film sudah diputar kurang lebih  selama 10 menit,, 

aku selalu suka dengan film-film Indonesia yang dimainkan oleh aktor Reza Rahardian,, entahlah,, rasanya dia bisa berperan sebagai sosok apapun dan berhasil menjiwainya.. 

aku suka Habibie karena ia juga senang menulis puisi,, sang Profesor yang melankolis! :D
aku juga suka original soundtrack yang dinyanyikan oleh Bunga Citra Lestari dalam film itu,,sangat puitis!

suatu hari,,pernah ada seseorang yang memintaku berhenti menyukai puisi :( kejamnya
ia berdalih bahwa puisi itu lebay dan mengganggu,, ahh dasar.

sampai saat ini aku pun bertanya-tanya,, bolehkah kita meminta sahabat terbaik kita menghentikan hal-hal yang ia suka (yang sudah jelas-jelas hal-hal tersebut tidak melanggar norma atau aturanNya) dengan alasan demi kebaikan sahabat kita tersebut?

bukankah penerimaan terbaik adalah menerima seperti apapun sahabat kita? 

ini cerita hari Minggu-ku,, apa cerita hari Minggu-mu?
:)