Bismillah. . .
Welcome to my blog site, ,
enjoy reading, share your inspiration here. . ^^

regards,
Widya Kartika

Saturday, April 21, 2012

Cemburu pada Hujan


Aku cemburu pada hujan
Yang pernah menjadi saksi
Pada sebuah pertemuan
Pada berjuta kenangan yang tak pernah terlupa
Meski luka menutup semua kisah
Namun ..hujan tak pernah sanggup menghilangkan jejak
Langkah-langkah hati yang pernah bersama
Berjalan di atas taman bernama kasih sayang
Bersemayam dalam rumah bernama cinta..

Aku cemburu pada hujan
Yang membasahi punggung dan pundak mereka
Lalu membawa mereka berteduh
Di bawah atap kebersamaan
Tersimpan abadi dalam sebuah gambar kehidupan
Terlihat bahagia meski terbasahi olehmu, hujan,,,,

Mungkin itu alasan kau begitu disukai
Karena ketika engkau turun dan menampakkan wujudmu
Terurai lah semua kenangan dalam setiap tetesmu
Begitukah?

Aku cemburu pada hujan
Karena hanya tentang hujan…puisi itu mampu tertulis indah
Dari ia yang tak pernah menyukai puisi
Hanya hujan,,,yang mampu menguraikan kata kata indah itu dari penanya

Wednesday, April 11, 2012

Without Language, We are Nothing

Bismillah..

Telah lama ingin menulis tentang bahasa. Betapa luar biasanya satu field of study  ini.. (eits,,,bukan mentang-mentang aku seorang mahasiswi pendidikan bahasa yaa :P),..tapi nanti mari sama-sama kita renungi dan buktikan sendiri.

Selama lebih dari 5 semester ini mendalami ilmu bahasa asing, selama itu pula aku benar-benar menyadari dan diperkenalkan melalui ceramah dosen di kelas, diskusi, buku-buku, seminar, dll bahwa without language, we are nothing. Dan satu kata untuk hal itu…syukur.

Bagaimana tidak? Satu detik setelah kita dilahirkan ke dunia sebagai manusia, kita telah menggunakan bahasa. Salah seolah ahli bahasa menyatakan bahwa “the first language of human is crying.” Menangis… ya meskipun hingga kini masih kontroversi apakah menangis bisa dikategorikan sebagai bahasa atau tidak, karena bertentangan dengan beberapa definisi dan teori bahasa yang dikemukakan oleh para ahli lainnya. Dahulu kala ketika kita dilahirkan, dengan tangisan kita telah membuat sanak keluarga bersusah payah untuk memahami kita.

Atau sekarang, coba bayangkan sebuah benda di benakmu!

Yup…meskipun yang kau imajinasikan adalah sebuah gambar, tapi pikiranmu mengatakan sebuah kata…nama benda tersebut…bahasa.

Ok, masih belum percaya bahwa bahasa adalah SESUATU dalam hidup kita??

Sekarang, tolong sebutkan cabang ilmu mana di seluruh dunia ini yang tidak menggunakan bahasa???

Matematika, Fisika, Agama, Politik, Ekonomi, Budaya, Kimia, de el el…semua ilmu tersebut menggunakan bahasa untuk bisa dipelajari dan DIPAHAMI.

Bahkan….yang luar biasanya… Allah swt mewahyukan Al Quran, sebagai pedoman hidup nomor satu ummat manusia ,,,adalah dengan BAHASA (tertulis).

Ilmu yang pertama kali Allah ajarkan kepada Nabi Adam as manusia pertama yang Allah ciptakan ??? Nama-nama benda di muka bumi… BAHASA.

Surat Al-Baqarah ayat [31-33]

قَالَ اللهُ تَعَالى: وَعَلَّمَ ءَادَمَ الأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَآءِ هَؤُلآءِ إِن كُنتُم صَادِقِينَ {31} قَالُوا سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَآ إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ {32} قَالَ يَآءَادَمُ أَنبِئْهُم بِأَسْمَآئِهِمْ فَلَمَّآ أَنبَأَهُمْ بِأَسْمَآئِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ{33}

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:”Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika memang kamu orang yang benar!”, [31] Mereka menjawab:”Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [32] Allah berfirman:”Hai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah berfirman:”Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan [33]”.

 

Bayangkan jika Allah tidak menganugerahkan bahasa kepada seluruh manusia di dunia ini? Apa yang akan terjadi…? dunia akan hampa terasa ^^…  sepi. Tak ada komunikasi.

Telah kita pahami bersama, bahwa Allah swt tak pernah menciptakan sesuatu yang tak ada gunanya. Allah menciptakan organ-organ khusus pada manusia (speech organs) untuk berbahasa. Dan itu semua hanya Allah berikan kepada manusia…that’s why, hanya manusialah yang mampu berbahasa dibanding dengan makhluk lain (hewan atau tumbuhan).. namun salah seorang dosen mengatakan, kuasanya Allah, bahkan setiap hewan dan tumbuhan , serta makhluk ghaib (jin, malaikat) pun berbahasa dengan Allah..namun itu semua di luar pengetahuan kita sebagai manusia, mengenai bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan Allah. Namun jelas dalam Al quran kita mengetahuinya, dan menyakininya. ^^

Nah, ,kemampuan berpikir seseorang pun dipengaruhi dari bagaimana kemampuan ia berbahasa. Jika seseorang sering berinteraksi dengan menggunakan bahasa (berdiskusi, berbicara,  mendengarkan, membaca, menulis) maka dipastikan kemampuan berpikir orang tersebut akan meningkat seiring dengan semakin giatnya ia ‘berbahasa’.

Berbahasa bukan hanya sekedar berkomunikasi dengan sesama manusia baik itu tertulis maupun secara langsung melalui ujaran,,, namun lebih dari itu.

 

Berbahasa adalah bagaimana kita mengoptimalkan setiap potensi yang telah Allah berikan kepada kita… Karena dengan bahasalah kita meminta makan ketika lapar, meminta tolong ketika sedang dalam kesulitan, bertanya ketika ingin mengetahui sesuatu, bahkan Allah mengaugerahkan bahasa sebagai salah satu modal berharga untuk menciptakan perubahan-perubahan kecil dan besar untuk hidup kita dan orang banyak.

 

Dan dengan bahasa pula kita akan diuji. Sejauh mana kita mampu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh manfaat. ^^

Jangan takut juga untuk mempelajari banyak bahasa yang kita sukai. English, Arabic, Japanese, Spanish, France, Chinese, Dutch de el el ^^ karena memang telah Allah ciptakan kita yang ada di muka bumi ini terdiri dari berbagai suku bangsa dan tentu dengan ragam bahasanya.

Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telahi menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan, dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat (49): 13)

 

MARI BELAJAR BAHASA ^^

 

Wed, April 10th 2012

20.30 pm

 

Saturday, April 7, 2012

Jaga Kilaumu

Bismillah..
Akhir-akhir ini saya tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan perempuan. Betapa uniknya satu makhluk ini! Tak bermaksud bersombong diri, lagipula setiap manusia (laki-laki maupun perempuan) memang diciptakan super unik oleh Allah swt,bukan?  Tak pernah ada yang benar-benar sama persis satu sama lain, dari segi ‘bungkus’ maupun ‘isi’.  Ujung-ujungnya membuat saya lebih dan lebih lagi teringat untuk senantiasa bersyukur telah diciptakan sebagai seorang hawa :’)
Maka izinkan saya menuangkan sedikit saja apa yang sempat melompat-lompat dan melintas dalam benak saya.. sedikit saja, meski saya pun tak tahu apakah akan melahirkan sedikit manfaat juga bagi kamu yang membaca ini, semoga saja :)
Setangguh-tangguhnya seorang perempuan, se “maco-maco” nya dia, takkan pernah bisa sembunyikan sisi lembut hatinya, yang kadang menjelma dalam sikap, ucapan, dan air mata.
Meski terkadang gejolak hidup ‘memaksa’ kita untuk tak menjadi pribadi yang cengeng, mudah menangis pun menjadi salah satu kelebihan yang dimiliki perempuan yang  sudah tak bisa lagi dikurang-kurangi,,hhe sudah fitrahnya .
Suatu hari saya berkenalan dengan seorang akhwat, dia memperkenalkan dirinya sebagai seorang akhwat sholeh (bukan sholehah, ,nah lho?).. menurut pengakuannya, kondisi kampus menuntut ia dan kawan-kawannya lain untuk menjadi ukhtivis yang tak kalah kapasitasnya dari akhtivis, ,dari segi pemikiran juga fisik. Subhanallah... 
Tapi ya namanya juga seorang muslimah, , di sudut ruangan pada satu kesempatan saya melihat ia menyeka sesuatu dari wajahnya dengan ujung mukenanya. Dengan tangan yang satunya lagi menggenggam mushaf. Ia menangis. Kudengar ia melanjutkan untuk melantunkan ayat-ayat Allah dari mushafnya, beberapa menit kemudian, ia berhenti..beberapa menit kemudian, ia kembali menyeka air matanya. Ada yang bisa menebak?
Yup!
Ketika berhenti, ia membaca terjemahan ayat-ayat yang baru saja ia baca. Lalu menangis.
Terus begitu, ,setiap selepas shalat fardu saya memperhatikannya.
Ah, sungguh malu diri ini. T__T
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama allah gemetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (Q.S Al Anfal : 2)

Telah kita ketahui dengan jelas, bahwa setiap kita menemui seseorang, mengunjungi suatu tempat, menyaksikan suatu kejadian, akan selalu ada pelajaran berharga yang membantu kita mendekatkan diri pada Allah. Bahkan di salah satu acara religi di TV tempo hari , Aa Gym mengatakan jadikanlah setiap  gangguan yang menghampiri hidup kita sebagai sarana mendekatkan diri pada-Nya.
Apalagi hal-hal yang jelas-jelas tak mengganggu kita?? Itu menjadi sarana gratis yang bisa kita manfaatkan untuk lebih mengingat-Nya.
Dari perkenalan dan pertemuan dengan seorang akhwat tersebut saya benar-benar belajar bahwa ketika berhadapan dengan Allah (ketika beribadah) kita harusnya memang telah melepas segala atribut duniawi yang selama ini menempel dalam diri kita . Cukup diri dan Allah saja dan para malaikatnya.. bahkan syaithon pun seharusnya tak mengusik kita (ini yang paling sulit, tapi insyAllah bisa).
Satu lagi, se-sholeh-sholehnya dirimu wahai muslimah, ,engkau tetap akan menangis jika ada sesuatu yang menyentuh hatimu dengan kuat. Kabar baik maupun kabar buruk, ,yang Allah sampaikan ‘langsung’ melalui ayat-ayatNya, atau kabar-kabar yang sahabatmu sampaikan, bahkan mengenai hal-hal sepele seputar hidupmu, atau bahkan ketika di tengah penatnya aktivitas dan seabrek amanah yang melelahkan, kau hanya mampu menangis untuk sekedar menghibur hatimu, bahwa  ternyata masih ada satu organ dalam tubuhmu yang memedulikan hatimu, ,yaitu mata dan kilau airnya.
Ketika kaum Adam menganggapmu cengeng karena mudah menangis, cukup berhusnudzon saja bahwa mereka mungkin ingin memperingatkanmu bahwa tak selamanya menangis itu baik, dan engkau harus cukup mampu membaca situasi kapan engkau bisa menangis dan kapan engkau tidak bisa. Dan yang lebih penting adalah, alasan mengapa engkau menangis J
Jaga kilaumu..
Agar ia senantiasa membeningkan hatimu.. J

Sunday, February 19th 2012
11.17 pm

Sahabat-sahabatku Muslimah yang Allah cintai,
Dengan ini saya mengajak sahabat semua untuk ikut  berpartisipasi dalam GMM !!
HHe apakah itu?
Gerakan Muslimah Menulis.. ^-^
Ayooo. Akan sangat sayang jika seabrek ilmu yang kamu baca dari koleksi perpustakaan pribadimu hanya kamu pendam sendiri, atau segunung kisah dan pengalamanmu hanya membeku dalam memori selama-lamanya…. InsyaAllah sedikitnya akan tetap bermanfaat jika disharekan di media-media social network seperti fb atau blog,, ^^ dua cara : menuliskannya, lalu biarkan sebanyak mungkin orang lain membacanya…
Karena kata memiliki kekuatan yang tak dimiliki yang lain.. karena kata mampu menyihir .. karena kata yang kau ambil dari hatimu, akan menembus hati milik orang lain..
Ditunggu karyamu yaaa…. ^^
# writingfordakwah



Thursday, April 5, 2012

Hangatnya Mentariku :)

Baru kali ini aku merasakan..

Aneh, berbeda..

Mungkin karena tulus terpancar..persis seperti hangatnya mentari di pagi hari,

Aku pun jadi bertanya-tanya, apakah aku pun seperti itu? Apakah aku telah menjadi sosok teman yang hangat dan member i kenyamanan?

Ternyata hati merupakan detector terbaik yang Allah hadiahkan bagi setiap insan. Secara otomatis, hati akan mendeteksi dan merasakan, apakah seorang teman yang hadir dalam hidup kita, membawa visi ketulusan , kebaikan, ataukah sebaliknya.

 

Ini tentang seorang yang merasa sepi dalam hidupnya. Lalu ia coba usir sepinya dengan berteman dengan siapa pun. Ia tebar keceriaan pada setiap teman yang ia temui, ia bicarakan banyak hal, ia dengar banyak hal dari teman-temannya. Ia menjadi sosok yang begitu ceria. Tak seorang pun tahu dan menyadari, bahwa setiap ia pulang.. sepi itu kadang hinggap kembali pada dirinya. Baru-baru ini kutahu, bahwa ia penuhi setiap waktunya dengan seabrek kegiatan yang beragam agar sepinya tak sering datang. Hm, that’s such a good idea! Namun, bukan ia namanya, jika kehabisan seribu cara untuk ramaikan hatinya. Ia sibuk kirim SMS dan telpon sana-sini. Sebagaimana halnya para Sanguinis lainnya, senang mengobrol  , bercanda dan tertawa, atau membuat orang lain tertawa, bahkan cenderung membuat orang lain geleng-geleng kepala melihat ulahnya.

Mungkin itu kekuatan yang ia miliki. Magnet yang membuat orang lain merasa nyaman dan dihargai jika berada ‘dekat’ dengannya. Dari sini kutahu, kedekatan bukanlah soal jarak atau usia. Bisa saja kita tiba-tiba merasa hati begitu tertaut dekat dengan seorang teman yang baru saja diajak berkenalan. Pernah merasa begitu, kawan?

Aku perkenalkan seorang teman yang lain. Sebut saja ia Hangatnya Mentari..

Tak pernah menyengatku hingga terpanggang…meski terkadang hangatnya mengagetkanku, karena hadirnya selalu dibersamai dengan kejutan.  Kejutan manis yang selalu berhasil membuat simpul senyumku terlukis di wajah,

Pernah beberapa kali-- tak pernah coba kuhitung karena saking banyaknya--  aku merepotkan dia. Tapi, pernah  kudengar perkataan seseorang..”tak ada istilah merepotkan dalam ukhuwah..”

So sweet..^^

Yang sering membuatku takjub adalah, ia selalu senang jika dapat membantu temannya, saudaranya, atau siapa pun itu. Biasanya aku melihat orang-orang berantusias ketika mendapat hadiah, kabar gembira,  kabar dosen tidak bisa mengajar karena ada rapat (upz ^^’), ,tapi lain halnya dengan ia.

Ketika ia mampu membantu orang lain, atau ketika ada orang yang mempercayainya mampu membantu mengatasi kesulitannya, itu seperti hadiah baginya, sebuah kabar gembira pada saat itu, karena ia mendapat peluang untuk menolong orang lain. Bukan berarti kesulitan orang lain adalah kabar gembira yang ia senang atasnya lho.. Ia hanya senang membantu.

Setidaknya..itulah yang aku rasakan.

Pertolongan pertamanya yang sangat membantuku adalah ketika bahkan aku tak tahu ia siapa. Hanya ada nomor kontaknya, dan terus kuhubungi untuk kumintai bantuan –dengan agak ‘pemaksaan’ , saking mendesaknya. Wah, kalau diingat-ingat, aku jahat sekali ya? - -a

 

Dan dari sana kurasakan pertolongan-pertolongan kecil darinya yang menyihirku.

Aku sendiri tak yakin, apakah jika ada seorang teman yang mengirim SMS meminta bantuanku, aku akan dengan sigap menelpon dan meminta detail bantuan apa yang ia harapkan. Bahkan mungkin aku akan terlambat membalas SMS nya karena berpikir-pikir dulu apakah aku bersedia membantunya atau tidak. Hm, payahnya diri ini. Aku harus belajar darinya, yang sigap dan peka terhadap saudaranya.

“..aku hanya ingin bermanfaat untuk orang lain..semoga engkau ikhlas menerima manfaat dari diriku walaupun sangat kecil,” ia berkata begitu padaku.

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

 

Seorang sahabat adalah sehangat mentari

Memancarkan ketulusan..

Memberi bala bantuan

Tak kenal waktu, apalagi jarak

Mentari pagi yang hangatnya sejukkan hati

Seperti hangatnya mentariku..

 

3 November 2011

22.17 WIB

Senandung Hujan


“Ia selalu menjadi soundtrack..menjadi cerita..meski gemuruh tak ingin kalah untuk berbaur..
Hujan..yang selalu hadir di sore hari..
Aku suka..” ^^

Aku memang senang dengan hujan yang turun begitu derasnya sore ini. Meski  petirnya tak henti bersautan. Listrik di rumah pun kini mati alirannya. Gemuruhnya yang selalu membuat anak-anak kecil bahkan dewasa berlarian menuju tempat teduh, menutup kedua telinga mereka, berjerit dan mencari pelukan sang bunda atau sekedar berlindung di bawah selimut hangat. Hm, aku bahkan mendapati sebuah pengakuan, bahwa salah seorang sahabatku merasa agak takut pada petir yang menyertai hujan yang amat ia sukai.
Di depan layar terang ini, di dalam ruang yang penerangannya begitu minim ini,, aku ingin menulis sesuatu tentangnya, tentang hujan, yang selalu hadir setiap sore hari.
Jika banyak orang  menganggap bahwa rintik hujan adalah air mata sang langit, maka aku tak sepakat. Ia lebih dari sebuah kabar gembira bagiku, di setiap tetesannya aku menemui secercah rindu yang ingin langit sampaikan pada bumi. Di setiap basahnya kurasa kesejukan tiada tara, tak ada bandingnya jika harus kubandingkan dengan shower di hotel berbintang 5. Kulihat mereka selalu hadir bersama-sama, seirama, menciptakan nyanyian hujan yang khas. Kebersamaan yang indah, bukan? Aku yakin, kita (manusia) pun kalah dalam hal team-work jika harus disamakan dengan hujan.

Ketika bumi saja riang menyambut kehadirannya, mengapa kita malah menggerutu ya?
Apa menjadi basah itu sesuatu yang buruk?
Tidakkah kita ingat, langit pun dilengkapi oleh mentari hangat yang siap keringkan pakaian basah kita esok harinya..? ^^
Hal lainnya yang selalu menarik simpul senyumku jika sudah dipertemukan dengan hujan adalah, entah mengapa dan bagaimana, setiap ia datang, berdatangan pula inspirasi dalam benak ini. Yang menjadikanku tak sabar untuk menuangkannya. Dalam coretan atau sekedar pikiran yang berkelebat , atau berbagai rasa asing yang mendiami hati ini.
Bahkan, di saat ku harus selesaikan tugas kuliah ku, dan bergegas mempersiapkan pembekalan untuk perjalananku nanti malam, aku malah asyik memikirkan hujan dan menuangkannya di sini. ^^
Ditemani dentingan Pachelbel’s Canon in D..suasana yang sungguh tepat. ^^
Jika petir membuat jantungmu berdetak menjadi tak karuan dan rasa takut mendadak bersemayam dalam hatimu, ,kau bisa ikuti caraku.
1.       Flashback pada cuaca tadi siang,, atau cuaca sebelum sang hujan turun, panasnya bukan main khan?? - - “
2.       Jika hujan menjebakmu si suatu tempat, stop menggerutu! Menunggu hujan reda itu bukan hal yang membosankan jika menunggu kita bukanlah diam yang tak bermakna. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membunuh waktu ketika menunggu. Menyaksikan awan-awan cair itu turun ke bumi saja sudah lebih dari cukup buatku.
3.       Hindari hal-hal yang bisa membuat kita tersambar petir, ,meski dalam kondisi teraman pun, jika Allah berkhendak kita harus tersambar, maka akan terjadi, begitu pun sebaliknya. But preventing is better than healing. ^^
4.       Pernah beberapa kali, aku harus bermain dengan sang hujan, bukan terpaksa, hanya saat itu tepat harus pergi ke  suatu tempat, tanpa payung dan pelindung. Yaa waktu kita masih kecil saja kita riang bahagia bermain di bawah hujan. Sekalian nostalgia masa kecil gak apa-apa toh? Jarang-jarang khan? Hhe
5.       Ubah mindset kita, terkena air hujan  atau basah karena kehujanan, tidak akan membuat kita sakit. Namun jika memang harus sakit, ,flu dsb, cukup berhusnudzon saja kepada sang Pemberi Rasa Sakit, mungkin Ia ingin menguji kesyukuran kita atas nikmat sehat yang diberikan. Tapi, jangan lupa diobati yaa..
6.       Dan masih banyak cara-cara lainnya yang bisa kita lakukan untuk menikmati turunnya hujan.
Aku yakin, kau lebih cerdas menyikapinya daripada apa yang biasa kulakukan.

 Aku akan selalu mengaguminya, pada hujan yang tak hanya setia pada bumi..bahkan juga pada sleuruh penghuni bumi.
Jika ada banjir, longsor, bukan hujan yang pantas menjadi kambing hitamnya.
Aku selalu terinspirasi olehnya, awan-awan yang merelakan diri mereka jatuh ke bumi..^^

“ Hujannya kembali jatuh dari langit kota ini..
Kini pasti kau bisa dengar guyurannya..
Sesuatu yang tak pernah tergantikan ketenangannya selain dekat pada-Nya adalah..ketika aku dapat melihat hujan dari jendela belakang kamarku..
Yang memercik jatuh tepat ke permukaan kolam belakang..
Itu menenangkan..” :)
(dari seorang sahabat hujan)



Kamis, 27 Oktober 2011
17.15 WIB