Bismillah..
Ini masih mengenai kisah rumit yang dijalani Teduh,, Begitu
sering Hujan menyapanya, di kala fajar baru saja terbangun dari lelapnya, di
saat matahari menampakkan sinarnya yang tajam menyongsong bumi, di saat senja
menenggelamkannya di ufuk barat, atau malam-malam sunyi menjelang mereka pergi
ke dunia baru bernama mimpi..
Tahukah, mimpi-mimpi Teduh dalam tidurnya selalu dipenuhi
dengan Hujan,,selalu Hujan.. selalu nampak nyata dia rasa, bahkan selalu
terbangun dengan air mata meleleh di pipinya.. mengapa mimpi-mimpinya itu
selalu menyedihkan dan menyesakkan?
“Didoakan semoga kenyataannya tidak sedih,” suatu hari Hujan
berkata.
Semoga..
Sejujurnya, Teduh sangat bahagia,, tahukan engkau, Hujan..
ini adalah kali pertama dalam hidupnya. Bahagia yang tak pernah mampu ia
ungkapkan pada siapa pun, begitupun padamu.
Ini kali pertama dalam hidupnya, ia memiliki rasa sekeras
itu pada satu sosok ciptaanNya selain dirinya.. dan itu adalah engkau..
Namun ternyata, semakin menyadari akan rasa yang tumbuh dalam
hatinya, itu membuat dia sedih..
Rasa bahagianya mungkin sama besarnya dengan kesedihan yang
selama ini ia bendung,,
Namun, kesedihannya itu menjadi tak penting,,ia hanya ingin
Hujan juga merasakan kebahagiaan yang sama,,ia hanya ingin mereka berdua bisa
tertawa bersama,
Pernah suatu kali Teduh begitu lelah menyadari bahwa ia
hanya ditakdirkan bertemu saja dengan Hujan, begitu sedih karena Hujan telah
lama tak sendiri, begitu lelah karena merasa sangat dipermainkan.. namun, ia
juga terlalu takut untuk kehilangan sejuknya gerimis ketika Hujan mendekat,
atau gemuruh suara yang selalu ia sukai sampai kapanpun..
Akhirnya ia lagi-lagi harus bertahan,, entah sampai kapan..
Teduh sangat menyayangi Hujan, ia hanya tak mampu ungkapkan
itu secara langsung dihadapmu karena, satu kali lagi kukatakan, belum pernah ia
miliki rasa sekeras ini.. belum pernah sebelumnya..
No comments:
Post a Comment