Bismillah. . .
Welcome to my blog site, ,
enjoy reading, share your inspiration here. . ^^

regards,
Widya Kartika

Thursday, April 5, 2012

Senandung Hujan


“Ia selalu menjadi soundtrack..menjadi cerita..meski gemuruh tak ingin kalah untuk berbaur..
Hujan..yang selalu hadir di sore hari..
Aku suka..” ^^

Aku memang senang dengan hujan yang turun begitu derasnya sore ini. Meski  petirnya tak henti bersautan. Listrik di rumah pun kini mati alirannya. Gemuruhnya yang selalu membuat anak-anak kecil bahkan dewasa berlarian menuju tempat teduh, menutup kedua telinga mereka, berjerit dan mencari pelukan sang bunda atau sekedar berlindung di bawah selimut hangat. Hm, aku bahkan mendapati sebuah pengakuan, bahwa salah seorang sahabatku merasa agak takut pada petir yang menyertai hujan yang amat ia sukai.
Di depan layar terang ini, di dalam ruang yang penerangannya begitu minim ini,, aku ingin menulis sesuatu tentangnya, tentang hujan, yang selalu hadir setiap sore hari.
Jika banyak orang  menganggap bahwa rintik hujan adalah air mata sang langit, maka aku tak sepakat. Ia lebih dari sebuah kabar gembira bagiku, di setiap tetesannya aku menemui secercah rindu yang ingin langit sampaikan pada bumi. Di setiap basahnya kurasa kesejukan tiada tara, tak ada bandingnya jika harus kubandingkan dengan shower di hotel berbintang 5. Kulihat mereka selalu hadir bersama-sama, seirama, menciptakan nyanyian hujan yang khas. Kebersamaan yang indah, bukan? Aku yakin, kita (manusia) pun kalah dalam hal team-work jika harus disamakan dengan hujan.

Ketika bumi saja riang menyambut kehadirannya, mengapa kita malah menggerutu ya?
Apa menjadi basah itu sesuatu yang buruk?
Tidakkah kita ingat, langit pun dilengkapi oleh mentari hangat yang siap keringkan pakaian basah kita esok harinya..? ^^
Hal lainnya yang selalu menarik simpul senyumku jika sudah dipertemukan dengan hujan adalah, entah mengapa dan bagaimana, setiap ia datang, berdatangan pula inspirasi dalam benak ini. Yang menjadikanku tak sabar untuk menuangkannya. Dalam coretan atau sekedar pikiran yang berkelebat , atau berbagai rasa asing yang mendiami hati ini.
Bahkan, di saat ku harus selesaikan tugas kuliah ku, dan bergegas mempersiapkan pembekalan untuk perjalananku nanti malam, aku malah asyik memikirkan hujan dan menuangkannya di sini. ^^
Ditemani dentingan Pachelbel’s Canon in D..suasana yang sungguh tepat. ^^
Jika petir membuat jantungmu berdetak menjadi tak karuan dan rasa takut mendadak bersemayam dalam hatimu, ,kau bisa ikuti caraku.
1.       Flashback pada cuaca tadi siang,, atau cuaca sebelum sang hujan turun, panasnya bukan main khan?? - - “
2.       Jika hujan menjebakmu si suatu tempat, stop menggerutu! Menunggu hujan reda itu bukan hal yang membosankan jika menunggu kita bukanlah diam yang tak bermakna. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membunuh waktu ketika menunggu. Menyaksikan awan-awan cair itu turun ke bumi saja sudah lebih dari cukup buatku.
3.       Hindari hal-hal yang bisa membuat kita tersambar petir, ,meski dalam kondisi teraman pun, jika Allah berkhendak kita harus tersambar, maka akan terjadi, begitu pun sebaliknya. But preventing is better than healing. ^^
4.       Pernah beberapa kali, aku harus bermain dengan sang hujan, bukan terpaksa, hanya saat itu tepat harus pergi ke  suatu tempat, tanpa payung dan pelindung. Yaa waktu kita masih kecil saja kita riang bahagia bermain di bawah hujan. Sekalian nostalgia masa kecil gak apa-apa toh? Jarang-jarang khan? Hhe
5.       Ubah mindset kita, terkena air hujan  atau basah karena kehujanan, tidak akan membuat kita sakit. Namun jika memang harus sakit, ,flu dsb, cukup berhusnudzon saja kepada sang Pemberi Rasa Sakit, mungkin Ia ingin menguji kesyukuran kita atas nikmat sehat yang diberikan. Tapi, jangan lupa diobati yaa..
6.       Dan masih banyak cara-cara lainnya yang bisa kita lakukan untuk menikmati turunnya hujan.
Aku yakin, kau lebih cerdas menyikapinya daripada apa yang biasa kulakukan.

 Aku akan selalu mengaguminya, pada hujan yang tak hanya setia pada bumi..bahkan juga pada sleuruh penghuni bumi.
Jika ada banjir, longsor, bukan hujan yang pantas menjadi kambing hitamnya.
Aku selalu terinspirasi olehnya, awan-awan yang merelakan diri mereka jatuh ke bumi..^^

“ Hujannya kembali jatuh dari langit kota ini..
Kini pasti kau bisa dengar guyurannya..
Sesuatu yang tak pernah tergantikan ketenangannya selain dekat pada-Nya adalah..ketika aku dapat melihat hujan dari jendela belakang kamarku..
Yang memercik jatuh tepat ke permukaan kolam belakang..
Itu menenangkan..” :)
(dari seorang sahabat hujan)



Kamis, 27 Oktober 2011
17.15 WIB

No comments: