Bismillah..
Terinspirasi dari novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya
salah satu novelis favoritku, Tere Liye.. semua judul pada bab novelnya
bertajuk “Aku…”, setiap judul dalam bab berupa frase yang diawali kata Aku,, “Aku
Rinai”, “Aku Kereta Listrik”, “Aku Perkelahian-Perkelahian”, dan lain-lain
.
Unik,, dan sangat menarik,,, jadi “terinspirasi” untuk
melakukan hal yang sama. Hehe..
Entah ini dinamakan plin plan atau apa, yang jelas setiap
setelah memebaca buku (jenis apapun itu), pasti selalu ingin menulis .. habis
baca novel, pasti langsung muter otak cari ide cerita fiksi, habis baca buku
motivasi atau pengetahuan tambahan tentang agama, pasti mengacak-cak memori
mencari kisah inspiratif untuk dibagi.
Begitulah, ke-plin-plan-an yang membuat semangat untuk
menulis, apa pun itu.
Ini tentang frame yang selalu menghiasi gambar hidup kita
setiap saatnya, ,
Ada yang mengatakan, ialah yang mendewasakan seseorang, membuat
seseorang lebih mandiri, menguatkan seseorang, menjadikan seseorang lebih bijak
dalam menghadapi ia yang lebih besar di kemudian hari..
Itu apa yang sering aku dengar dari orang-orang.
Namun, entah mengapa, ,terkadang hal lain yang berbeda
terjadi padaku.
Ketika ia datang menghampiri, bukannya dewasa, aku cenderung
menjadi kekanak-kanakan,, bukannya mandiri, aku sibuk mencari pegangan,
mengantisipasi untuk tak terjatuh, , bukannya kuat, malah melemah dan enggan
berjalan maju , ,bukannya lebih bijak di kemudian hari, malah lari
terbirit-birit dan dihantui perasaan traumatis.
Mungkin agak lebay ya,, tapi ya,, itulah yang TERKADANG aku
rasakan jika menghadapinya.
Siapakah ia yang aku maksudkan?
Kalau ada yang bertanya siapakah yang paling setia dalam
hidupku? Jawabanku pasti, “ya, si dia,, siapa lagi!”… ups,,
Tentu sahabat semua sudah paham, ialah MASALAH J
Padahal dunia ini luaaas,, kampusku juga luas,, kota ini
luas,, tapiii dalam keluasan itu, aku melihat ada kata-
kata berterbangan “Aku
Masalah” di mana-mana… haha
Hm , astagfirullah… pernah kubaca dalam sebuah artikel di
majalah Tarbawi edisi beberapa bulan lalu, bahwa penyebab masalah yang
senantiasa hadir dalam hidup kita itu bisa jadi adalah dosa-dosa yang kita
lakukan T_T,
Namun, lebih dari hikmah bertaubat, , selalu ada pelajaran
lain yang bisa kita ambil dari sebuah masalah, sekecil apapun itu.
Based on my experience, sahabat… setiap mingguku berlangsung
seperti sebuah cerpen, ,memiliki alurnya sendiri..
Ayooo, ada yang masih ingat alur dalam cerpen apa saja?? :D
Dimulai dari eksposisi atau perkenalan dulu, biasanya di
awal minggu masih adem ayem, tugas masih baru mau dimulai, organisasi baik-baik
saja, hubungan interpersonal pun damai damai saja,, nah setelah beberapa hari,
mulai muncul hal-hal tak biasa,,, complication
namanya - - “, saat bibit bibit masalah hadir membersamai,, ada kesulitan ketika
mengerjakan tugas, kesalah pahaman dengan orang terdekat karena ada yang miss
dalam komunikasi, organisasi tidak lancar, , alur berjalan hingga konflik dan
saat-saat krisis,, hingga mencapai klimaks, saudara-saudara!
Klimaks itu saat-saat tergalau, ,nahh saat itulah aku lebih
sering pergi sendiri, menjauhi keramaian, berharap ada secercah solusi
mengintip dalam kesendirian, , mencari pegangan pada orang terpecaya dalam
hidupku (selain berdoa dan memohon langsung dari empunya solusi : Allah swt),,
dan di sanalah aku tahu siapa diriku.
Yang belum dewasa, belum mandiri, dan terlalu khawatir serta
berlebihan menyikapi setiap permasalahan.
Padahal, katan Bang Darwis Tere Liye, hanya ada satu rumus :
semua urusan adalah sederhana,,,,
Simple,,
Maka tak hentinya seseorang menasehatiku,,
“Jangan
terlalu peka,,jangan terlalu membesar-besarkan polemik,,jangan terlalu fokus
dalam masalah apalagi mendramatisir..”
Maka aku harus mengahadapinya se-simple mungkin,, namun perlu
diingat, masalah bukan untuk disepelekan! Apalagi di-ignore!
Maksudnya, cukup di-accept saja,, dihadapi,, dianalisis dari
setiap sudutnya , terus beristigfar dan memohon dimudahkan dalam pencarian
solusi pada Allah,, tak ada salahnya meminta bantuan dari keluarga, sahabat,
atau orang kepercayaan kita.
Ya, lelah juga terus-terusan mendramatisir setiap
permasalahan,,
Wahai masalah, sebesar apapun engkau, aku masih punya Allah
yang KebesaranNya tak ada yang menandingi…
Wahai masalah, serumit apapun engkau, aku masih punya mereka
yang akan membantuku membuatmu menjadi sederhana untuk diatasi…
Wahai masalah, aku akan belajar darimu,,, untuk setia dan memberi
sejuta inspirasi setiap harinya pada orang-orang yang engkau bersamai..
Wahai masalah, aku punya senyum manis yang akan menuntunku
pada pemecahan yang baik atasmu..
Wahai masalah, aku takkan lagi cengeng menghadapimu,,
>> menuju anti-climax minggu ini
Thu, May 9th
2012
9.37 a.m
No comments:
Post a Comment